LATAH
SERING MENGHINGGAPI KAUM HAWA
Diki Sumarna
0902329
Dik 7A-Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Abstrak
Berbicara
merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi dengan sesame manusia.
Berbicara adalah kemampuan manusia yang sehat untuk melisankan kata-kata dalam
kegiatan berkomunikasi. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan baik
fisik maupun materi. Kekurangan itu janganlah dijadikan sebagai kendala yang
sangat riskan. Sesungguhnya, setiap kendala itu pasti memiliki jalan atau cara
yang dapat memecahkan kendala yang dihadapi. Bertutur kata yang lancar
merupakan hal yang didambakan bagi sebagian orang yang memiliki daya tutur
lemah. Kelemahan tersebut mungkin bisa disebabkan oleh faktor keturunan ataupun
faktor kebiasaan. Ketika seseorang mengalami kesulitan dalam
berbicara, maka seseorang tersebut akan merasa terbebani dan atau terbiasa
dengan keadaan seperti itu.
Kata Kunci :
latah, penyebab latah. macam-macam latah, psikogenik
Pengertian Latah
Penyakit
ini biasanya timbul sebagai reaksi keterkejutan seseorang. Ketika seseorang
latah, maka ia melakukannya secara otomatis dan tidak mampu mengontrolnya. Bahkan,
tidak sedikit orang yang latah dengan mengucapkan kata-kata kasar dan jorok.
Semakin hari, semakin banyak orang yang mengalami latah, sehingga banyak yang
mengatakan bahwa latah bisa menular. Perilaku latah seringkali menjadi bahan
tertawaan dan olok-olok orang lain karena dianggap lucu, dan sering pula
membuat orang-orang di sekitarnya merasa terganggu.
Kondisi
dimana seseorang menderita sakit saraf dengan suka meniru-niru perbuatan atau
ucapan orang lain. Berkelakuan seperti orang gila, misalnya; karena kehilangan
orang yang dicintai Meniru-niru sikap, perbuatan, atau kebiasaan orang atau
bangsa lain Mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh. Latah adalah ucapan atau
perbuatan yang terungkap secara tak terkendali setelah terjadinya reaksi kaget.
Latah adalah ucapan atau perbuatan yang terungkap atau tidak terkendali,
pascareaksi kaget (starled reaction). Saat latah muncul yang berkuasa alam
bawah sadar (subconcious).
Penyebab Latah
Penyebab
utama latah adalah kecemasan atau tertekan gara-gara stres. Ada beberapa teori
yang menyebabkan timbulnya gangguan latah, yaitu :
Teori
Pemberontakan.
Dalam kondisi latah, seseorang bisa
mengucapkan hal-hal yang dilarang tanpa merasa bersalah. Gejala ini semacam
gangguan tingkah laku. Lebih kearah obsesif karena ada dorongan yang tidak
terkendali untuk mengatakan atau melakukan sesuatu.
Teori
Kecemasan.
Gejala
latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap sesuatu tanpa
ia sadari. Rata-rata, dalam kehidupan pengidap latah selalu terdapat tokoh
otoriter, entah ayah atau ibu. Bisa jadi, latah merupakan jalan
pemberontakannya terhadap dominan orang tua yang sangat menekan. Walau demikian
tokoh otoriter tidak harus berasal dari lingkungan keluarga.
Teori
Pengkondisian.
Inilah
yang disebut latah gara-gara ketularan. Seseorang mengidap latah karena
dikondisikan oleh lingkungannya, misalnya gara-gara latah, seseorang merasa
diperhatikan dan diperhatikan oleh lingkungan. Dengan begitu, latah juga
merupakan upaya mencari perhatian. Latah semacam ini disebut "latah
gaul".
Macam – Macam Latah
- Ekolalia : mengulangi perkataan orang lain
- Ekopraksia : meniru gerakan orang lain
- Koprolalia : mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu/kotor
- Automatic obedience : melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut, misalnya; ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah seperti "sujud" atau "peluk", ia akan segera melakukan perintah itu.
Bahaya Latah
Latah sangat menyiksa jika mengobservasi
penderitanya. Mereka kelihatan sangat terganggu dengan segala tingkah lakunya
yang repetitif baik dari segi verbal maupun motorik. Bahaya lainnya adalah :
- Mengekang Kreatifitas. Karena kita sudah terbiasa untuk meniru orang lain, berbuat seperti orang lain bertingkah laku. akhirnya kita kehilangan daya untuk "mencipta" hal-hal yang baru, yang lebih segar dan kita akan mapan dengan kejumudan. "be a leader dont be a follower"
- Mengikis keberagaman. Jangan harap menemukan hal-hal "baru" jika budaya ini terlanjur menjadi akut. semua orang akan memilih untuk seragam ketimbang bersusah payah membuat hal yang sama sekali lain. Bisa-bisa slogan kita akan berubah dari "walaupun berbeda namun tetap satu jua" menjadi "walaupun satu asalkan berbeda-beda". Baik Buruknya Tergantung Peniruan Menurut Evi Elviati, Psi., psikolog dari Essa Consulting Group, baik buruknya anak bersikap latah terhadap sang teman tergantung apa yang ditirunya. Jika sifatnya negatif, maka orang tua harus segera menghentikan dengan memberinya penjelasan kepada anak. Sebaliknya, jika yang dicontoh adalah hal-hal positif, maka orang tua justru harus memberikan dukungan agar anak terus melakukan hal itu.
- Latah adalah tingkah laku yang bisa dipelajari sehingga dapat menyebar ke orang-orang disekitarnya.
- Membuat komunikasi dan tingkah laku kelihatan kurang etis jika menderita latah.
- Jika terjadi pada anak, akan menjadi ajang cemoohan bagi teman-temannya, sehingga anak akan menarik diri dari pergaulan sosialnya atau minder.
Ada
beberapa fenomena menarik dari penyakit latah yakni penderitanya umumnya berada
pada level usia dewasa awal (sekitar 18 tahun ke atas) dan juga mayoritas
penderitanya adalah kaum perempuan. Mengapa demikian dan benarkah latah hanya
menyerang perempuan?
Secara
umum, di usia dewasa awal, orang sudah mulai mengembangkan diri, mulai mengenal
banyak orang, serta membangun dan mengembangkan pergaulan atau
"network". Proses awal mengenal, memasuki dan mengadaptasikan diri
dengan lingkungan (khususnya lingkungan baru) sering kali membuat seseorang
merasa bingung, harus bersikap bagaimana dan berkata apa. Kondisi ini bisa
menjadi tekanan yang berulang, sehingga muncullah perilaku latah. Hal seperti
ini sama halnya dialami oleh orang yang gagap ketika ia merasa gugup.
Dalam
kehidupan sosial, kaum perempuan memang lebih banyak mengalami latah. Kalaupun
ada laki-laki yang mengalami latah, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
perempuan. Umumnya, laki-laki yang mengalami latah juga memiliki kecenderungan
bersikap agak feminim atau agak kewanita-wanitaan. Mengapa demikian?
Berdasarkan
tinjauan psikologis, kaum perempuan lebih bersifat "drama queen" dan sensitif
terhadap hal atau keadaan yang menyentuh perasaannya. Salah satu tanda yang
berhubungan dengan kelatahan perempuan ialah kaum perempuan lebih senang
dirinya menjadi pusat perhatian, sehingga kadangkala perempuan bertindak jauh
di luar nalar logisnya, mau melakukan apapun untuk bisa diterima oleh
lingkungannya. Tidak jarang mereka sengaja atau ikut-ikutan latah agar diterima
dan diakui oleh komunitasnya.
Di
sisi lain, faktor tersebut juga menunjukkan tanda lainnya, seperti
melebih-lebihkan sesuatu atau mendramatisasi keadaan. Hal ini disebabkan oleh
faktor lebih menonjolnya sisi emosionalitas kaum perempuan, sehingga kadangkala
permasalahan yang tidak begitu berat disikapi dengan cara yang berlebihan.
Perilaku yang berlebihan ini, jika terus berkembang dalam diri seseorang, maka
lama kelamaan ia bisa menjadi faktor pemicu munculnya gangguan kepribadian
histrionic bahkan bisa sampai terkena gangguan kejiwaan skizoferenia, meskipun
tidak semua penderitanya menjadi terkena skizoferenia.
Berbeda
dengan kaum pria. Mereka jarang yang mengalami gangguan kepribadian tersebut,
karena para pria lebih cuek daripada wanita. Pria juga lebih menggunakan
pikiran rasional dibandingkan emosional. Kebanyakan pria akan mencari sisi
logis dari segala permasalahan. Jika sisi logika sudah digunakan maka sudah
keluar dari alam bawah sadar, sehingga tidak ada hal yang di repressed lagi.
Karena itu, gejala umum yang terjadi, kaum pria jarang terkena latah, kecuali
pria yang sering bergaya agak kewanita-wanitaan.
Penyebab
utama latah erat kaitannya dengan kondisi ketenangan seseorang dalam menghadapi
lingkungan sekitarnya. Rasa cemas yang tinggi atau kekhawatiran berlebihan yang
dialami seseorang. Kecemasan akan sesuatu akan mempengaruhi pikiran seseorang,
sehingga pikirannya terfokus kepada hal yang dicemaskannya. Kondisi ini
menyebabkan sense of body control seseorang berkurang. Karena itu, bila
seseorang itu terkena stimulus (yang mengagetkannya) sedikit saja, maka ia akan
menjadi latah. Beberapa psikolog menyatakan bahwa latah juga bisa disebabkan
oleh adanya keinginan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi, sehingga terpendam
di alam bawah sadar. Hal ini biasanya berlanjut menjadi mimpi atau mengigau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar