PAKAIAN MURAH

Minggu, 19 Mei 2013

Titah Pahlawanku!

Bahasa Indonesia merupakan suatu alat komunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia (negara Indonesia). Dengan kata lain, bahasa Indonesia adalah bahasa yang harus diibukan oleh segenap rakyat Indonesia. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai bahasa dan budayanya sendiri. Ungkapan itu sepertinya harus ditanamkan ke dalam diri dan benak kita sebagai rakyat Indonesia. Kita semua tahu bahwa negara Indonesia memiliki ragam bahasa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Baik bahasanya maupun budayanya yang dimiliki oleh Indonesia. Sungguh besar cita-cita bangsa ini, yang ingin berdiri dan diklaim sebagai bangsa yang taat dan patuh terhadap bahasa dan budayanya sendiri. Rasa cinta terhadap bahasa Indonesia harus dimulai sejak dini. Bagaimana dengan yang sudah berumur? Tak perlu khawatir, sebab belajar untuk mengetahui tak pernah ada kata terlambat. Wahai anak-anak bangsa, jagalah titah pahlawan yang telah mendahului kita untuk menjaga bahasa dan budaya Indonesia. 

Berkaitan dengan bahasa Indonesia, tentunya kita semua tahu bahwa ketika UN tiba dan "menghantui" semua murid dari SD hingga SMA, dan mata pelajaran Bahasa Indonesia termasuk ke dalam UN (Ujian Nasional). Menurut saya, Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang dianggap "gampang-gampang, susah-susah." Mungkin hal itu juga mewakili banyak siswa yang menganggap enteng mata pelajaran Bahasa Indonesia. Biasanya siswa mengeluhkan ketika membaca soal-soal mata pelajaran Bahasa Indonesia yang panjang lebar. Nah, semua itu mungkin tidak dibiasakan semenjak dini. Pada saat, UN para siswa mengeluh dengan semua itu. "PR" berat bagi guru Bahasa Indonesia untuk membimbing siswa-siswanya. Wahai para siswa janganlah kalian mengeluh terhadap sesuatu. Sesungguhnya Tuhan memberikan cobaan tidak melampaui batas kemampuan kita semua. Belajar dan terus belajar, jaga Bahasa Indonesia dengan merealisasikan ke dalam kehidupan sehari-hari kita. Berbanggalah kalian berbahasa Indonesia.

Kamis, 16 Mei 2013

Hantu Omes

THE GHOST OF OMES
Oleh    : Diki Sumarna
            Di malam hari yang penuh dengan ketegangan yang mencekam. Suasana di luar rumah semakin sepi. Orang-orang mungkin mengumpat di balik kamar tidur. Mereka seperti tidak akan mati selamanya. Di kampung itu terdengar kabar yang sangat santer bahwa ada sesosok makhluk gaib yang suka memerkosa setiap wanita, entah itu wanita yang sudah bersuami maupun wanita yang masih perawan.
Setiap pukul 18.30-19.00 kampung itu sudah sepi dari aktifitas penduduk setempat. Namun, ada seorang tukang ronda yang sangat tidak takut terhadap hal-hal yang gaib. Dia selalu berjaga-jaga demi keamanan kampungnya.
UDIN    : Sepi sekali malam ini. Kampung seperti kuburan saja. Waduh, warung masih sore sudah pada tutup. Pengen ngopi tapi mau beli di mana. Hah...(duduk di post ronda sambil mendengarkan radio bututnya).
DA’IM     : Din, pada kemana nich yang ngeronda? Kok sepi banget!
UDIN      : Kagak tau Din. Semenjak ada setan pemerkosa itu, kampung ini jadi sepi (memindah-mindahkan frekuensi radio).
DA’IM     : Hus, jangan bilang gitu ach. Nanti dia datang, lagi! Din, punya rokok?
UDIN      : Hah..kamu Im bisanya Cuma minta doang. Nih, satu dulu, dua lagi buat nanti malam sisanya.
DA’IM     : Apinya Din!
UDIN      : (menyodorkan rokok yang telah disulut).
(tiba-tiba terdengar suara wanita yang menjerit).
DA’IM     : Apaan tuh, Din?
UDIN       : Iya, Im. Ada apa tuch? Kayaknya suara itu berasal dari rumanya Pak RT.
DA’IM     : Wah, malam ini pasti ada korban lagi. Ayo Din kita lihat!
Mereka pun bergegas ke sumber suara jeritan itu.
UDIN      : Ada apa Pak RT?
PAK RT   : Setan itu hampir saja memerkosa anak saya.
DA’IM      : Sekarang kemana perginya setan itu, Pak?
PAK RT    : Ke arah kuburan sana.
DA’IM      : Ayo, Din kita kejar ke sana. Lo yang duluan, Din. Gua di belakang lo.
UDIN      : Hah, kehed lo Im. Giliran setan, gua yang bagiannya. Ya udah, Lo di belakang gua. Malam ini juga kita tangkap setan itu.
DA’IM      : Udah jangan banyak omong. Pak RT bawa si Cucun ke dalam. Biar Bang Da’im sama Bang Udin yang ngurusin itu setan. (mereka pun lari mengejar setan itu).
PAK RT    : Hati-hati Im! Ayo Bu kita bawa si Cucun ke dalam.
Sementara UDIN dan DA’IM mengejar setan. Pak RT dan Bu RT sedang menenangkan Cucun, anak gadisnya.
BU RT      : Pak, tolong ambilkan air minum.
PAK RT    : Iya Bu!
BU RT      : (mengelus-elus Cucun yang menangis ketakutan)
PAK RT    : Ini, Bu!
BU RT       : Nich, minum dulu biar tenang!     
PAK RT     : Makanya kalau mau buang air bilang dulu sama bapak.
BU RT       : Iya, Nak! Lain kali harus bilang dulu.
PAK RT dan BU RT tengah memberikan nasihat-nasihat kepada Cucun. DA’IM dan UDIN tengah mencari-cari setan itu di kuburan.
DA’IM        : Din, mana setannya? Gua takut nich!
UDIN        : Ah lo, setan ditakutin. Diem ah jangan dorong-dorong gua. Im...Im..Im...itu setannya Im.
DA’IM       : Mana...Din?
UDIN        : Onoh..noh!! dia lagi duduk di nisan, Im!
DA’IM     : O..iya Din. Ayo Din kita tangkap setan itu. Nich pake sarung gua agak gedean.
UDIN    : OK, pelan-pelan jalannya entar dia denger lagi.(perlahan-lahan melangkah). Itungan ke-3 lo langsung tangkap. 1-2-3.
DA’IM            : Nah, Lo sekarang lo gak akan bisa kabur lagi.  
UDIN              : Awas Im,,hati-hati! Entar dia gigit lo.(memegang kaki setan).
DUDUNG      : Woy, lo apa-apaan sich? Ini gua Dudung, tau!
UDIN              : Im...Im.. ini orang! Lepasin Im!
DA’IM             : Hah? Orang?(melepaskan sarungnya dari orang yang dianggap setan).
UDIN              : Lo, Dung?
DUDUNG      : Iya, ini gua. Makanya lihat-lihat dulu dong, ah!
DA’IM            : Lo ngapain di sini, Dung?
DUDUNG      : Gua lagi ngerekam setan Omes itu yang lagi memerkosa kambing. Entar hasil rekamannya mau gua masukin ke internet. Nah, kalian mau ngapain ke kuburan?
UDIN              : Gua dan DA’IM mau nangkep itu setan, soalnya, anaknya PAK RT hampir                      saja mau diperkosa oleh setan itu. Makanya kami datang ke kuburan mau nangkep setan itu.
DUDUNG      : Nich, dengerin ya lo pade. Sekarang lo Din sama DA’IM temenin gua di sini ngerekam setan itu yang lagi memerkosa kambing. OK?OK?
UDIN dan DA’IM  : Ok..Ok..
Mereka menonton setan OMES yang tengah menggauli kambing. Dudung melanjutkan rekamannya lewat hp. Sedangkan DA’IM banyak ngoceh hingga ia teriak kepada setan Omes itu.
DA’IM           : Woy, setan! Kenapa lo memerkosa kambing?
SETAN OMES   : Gua frustasi!
DA’IM              : Frustasi kenapa?
SETAN OMES : Frustasi gara-gara gua gak dapet mangsa. Terpaksa kambing gua embat!
UDIN              : Dasar setan apes, gak dapet orang, kambing lo embat juga!
                        SETAN OMES: Sekarang gua mau ganti profesi. Gua gak akan memerkosa                        manusia lagi, gua akan memerkosa kambing aja. Enak rasanya! (sambil mengenjot).
DUDUNG, UDIN, DA’IM: LANJUTKAN!!!
SELESAI

Perhatian untuk 'Adaptasi' Karya Sastra!

PERHATIAN UNTUK ‘ADAPTASI’ KARYA SASTRA!
Oleh    : Diki Sumarna
            Sejarah yang berada di Indonesia tentulah sangat beragam keberadaannya, tentunya sejarah kesusastraan Indonesia, mulai dari dongeng hingga legenda melengkapi kesejarahan sastra Indonesia. Dahulu kala kita telah mengenal sejarah cerita rakyat, di antaranya Malin Kundang, Danau Toba, Sangkuriang, Roro Jonggrang, Borobudur, dan lain-lain. Hal itu menjadi saksi nyata dalam sejarah sastra Indonesia dan ikon bangsa Indonesia di mata dunia Internasional.
            Sebagai contoh cerita rakyat yang berasal dari kisaran Jawa Tengah, yaitu Roro Jonggrang. Cerita rakyat ini dijadikan sebuah drama oleh kelompok teater dan drama Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun yang menjadi ‘tukang’ sutradara adalah Atin Rustini. Beliau menyutradarai pementasan drama Roro Jonggrang sekaligus menjadi pemeran Roro Jonggrang. Pada dasarnya pertunjukan drama tersebut mengisahkan peperangan batin putri pewaris tahta kerajaan Baqa bernama Roro Jonggrang. Putri tersebut harus menerima kekalahan kerajaan Baqa seklaigus menerima kematian ayahnya di tangan seorang raja. Raja tersebut bernama Bandung Bondowoso. Putri Roro Jonggrang tak kuasa menolak pinangan Bandung Bondowoso. Karena, jika putri tersebut melakukan penolakan maka seluruh rakyat dan kerajaan akan menjadi abu dalam sekejap. Ia terpaksa menerima pinangan Bandung Bondowoso dengan syarat agar dibuatkan seribu buah candi dalam satu malam. Bandung Bondowoso pun menyetujui persyaratan dari Roro Jonggrang. Seluruh pasukan Bandung Bondowoso dikerahkan untuk segera membuat seribu candi. Putri cantik tersebut menyiasati raja yang berkuasa agar fajar segera tiba. Hal itu diketahui oleh Bandung Bondowoso dan ia pun murka kepada Roro Jonggrang. Ia pun meluapkan kekesalannya dengan ilmu kadigjayaannnya untuk mengutuk Roro Jonggrang. Namun dalam drama ini, yang terkena kutukan itu adalah Bandung Bondowoso sendiri. Padahal, dalam cerita aslinya yang terkena kutukan adalah Roro Jonggrang. Ada apakah dengan alur drama ini?
            Jika dilihat dari temanya, ada beberapa ide, yaitu kesetiaan, keberanian, kecerdikan, dan pengorbanan. Dari beberapa ide tersebut menjadi satu kesatuan gagasan dalam cerita. Maka dari itu, penentuan ide/gagasan harus benar-benar diperhatikan dalam pembuatan cerita. Kemudian berlanjut ke alur cerita yang digunakan adalah alur maju. Alur atau plot terkadang mengecohkan para pembaca, dalam penentuan alur kita semestinya teliti terhadap cerita yang disajikan. Cerita Roro Jonggrang merupakan cerita yang mudah diserap dan dimengerti oleh setiap kalangan dengan alur yang sederhana.
            Setelah pemaparan sinopsis diutarakan, ada hal yang berbeda dari cerita aslinya. Dalam dunia sastra ada banyak hal untuk memaparkan ulang cerita/karya sastra dalam bentuk ‘adaptasi’. Penulis naskah drama ini mungkin atau benar-benar membedakan cerita yang didramatisasikan dengan cerita yang aslinya. Adaptasi karya sastra merupakan hal yang mempertahankan sikap asli dari karya sastra aslinya. Tiada lain dengan drama ini yang mengadaptasi cerita Roro Jonggrang. Atau mungkin hanya sekedar improvisasi cerita saja? Tentunya tidak dijawab secara langsung, hal ini harus bertalian langsung dengan penulis naskahnya.
            Bertalian dengan improvisasi cerita tersebut bahwa cerita Roro Jonggrang merupakan bentuk cerita yang mungkin saja hanya mitos belaka. Jadi, tidak ada salahnya kalau cerita Roro Jonggrang ini disajikan dalam bentuk yang berbeda dari bentuk aslinya agar dapat mengundang kontroversi, begitu penjelasan penulis naskah memaparkannya. Sebenarnya dari penjelasan penulis naskah drama tersebut telah jelas dan tak perlu adanya hal yang dapat menjatuhkan satu sama lain. Memang dengan adanya adaptasi tersebut dapat memunculkan sesuatu yang menarik bagi para penonton atau apresiator. Hal itu merupakan suatu kelebihan dalam drama ini dan ada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Drama ini cocok untuk kalangan peserta didik yang dasar. Dengan sistem pengajaran yang dinamis dan tidak monoton akan menghasilkan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi peserta didiknya.
            Dalam pagelaran sastra yang dilakukan oleh kelompok kelas 4 Dik C merupakan pagelaran sastra yang sudah banyak dikenali oleh khalayak umum, yaitu tentang Lutung Kasarung. Cerita Lutung Kasarung ini dikemas dalam bentuk drama. Pemerannya orisinalitas dari kelas tersebut terkecuali ada penata musik, yaitu dari anggota seni musik. Penataan panggungnya pun disesuaikan dengan tema yang disajikan agar mendapatkan chemistry yang dapat memengaruhi para pemain. Sehingga, pemain pun dapat menghayati perannya masing-masing. Penataan musik pun tidak kalah pentingya dalam penyajian drama ini, justru faktor pendorong berjalannya drama ini dengan baik. Apabila drama tidak disertai dengan kkehadiran musik maka drama tersebut akan menjadi datar, seperti halnya sayur asam tanpa garam.
            Cerita Lutung Kasarung merupakan cerita rakyat Pasundan/Pajajaran yang terdapat di daerah Jawa Barat. Cerita ini pada awalnya ada seorang raja dari kerajaan Pasir Batang yang bernama Tapa Agung. Beliau tengah dirundung dengan dilema yang menghantuinya, yaitu tentang pewaris tahta selanjutnya di antara ke-7 putrinya. Pada suatu malam tengah tertidur, Sang raja bermimpi dan mendapat petunjuk dari Sang Dewata bahwa kerajaan harus diwariskan kepada putri bungsunya, yhaitu Purbasari. Akan tetapi, dengan terpilihnya Purbasari menjadi kontroversi antara Purbasari dengan Purbararang. Bahwa Purbararang merasa pantas untuk melanjutkan tahta kerajaan ayahandanya itu. Hingga pada suatu ketika Purbararang membuat ulah kepada Purbasari sehingga tubuhnya menjadi bentol-bentol dan dianggap sebagai penyakit menular dan mendapat pengusiran oleh Purbararang. Purbasari pun diasingkan ke hutan untuuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan oleh Purbararang beserta adik-adiknya. Di sisi lain, ada seorang pemuda, yaitu Guru Minda, putra dari Dewata Agung Sunan Ambu yang diusuir dari kahyangan akibat mencintai ibunya sendiri. Bentuk kekesalan ibunya, Guru Minda dikutuk menjadi seekor lutung dan ia pun diasingkan ke hutan belantara. Guru Minda diusir dari kahyangan hanya untuk mencari wanita yang mau menikah dengannya agar dia bisa kembali seperti semula. Setelah sekian lama di hutan, akhirnya Guru Minda  bertemu dengan Purbasari. Pada awalnya Purbasari sangat terkejut dan ketakutan melihat Guru Minda menjadi lutung. Namun, setelah diberikan pengarahan bahwa dirinya adalah pangeran dari kerajaan yang dikutuk dan diasingkan dari kahyangan maka Purbasari pun memercayainya. Setelah sekian lama hidup di hutan, Purbasari dibawa lagi ke kahyangan tanpa seekor lutung. Lutung pun merasa kesepian dengan kepergian putri cantik itu. Suatu ketika Purbararang ingin selalu tetap awet muda, dibawalah lutung ke kerajaan, dan dipercaya bahwa dengan bulu seekor lutung wajah Purbararang akan selalu awet muda. Namun, setelah bulu ketiak diberikan dan dipakai oleh Purbararang, tiba-tiba tubuhnya terasa gatal-gatal. Purbararang merasa ditipu oleh seekor lutung. Lutung pun hendak dibunuh karena telah membohongi Purbararang. Akhirnya Purbasari menolongnya dan akan menikahi lutung tersebut. Tiba-tiba seekor lutung berubah menjadi lelaki yang sangat tampan dan gagah setelah hendak menikah dengan Purbasari. Akhirnya lutung mengakui bahwa dirinya adlah seorang pangeran kerajaan yang dikutuk menjadi seekor lutung. Mereka pun menikah dan hidup bahagia.
            Dalam sinopsis drama tersebut ada beberapa hal yang dikatakan ‘menarik’. Mengapa dikatakan ‘menarik’? karena didalam drama tersebut ada dua cerita yang digabungkan menjadi satu cerita dan relevan. Memang adaptasi dan improvisasi tidak bisa dilepaskan di dalam karya sastra, jika tidak ada adaptasi dan improvisasi maka pagelaran sastra tersebut sepertinya akan datar. Tim penulis naskah mungkin ingin lebih istimewa dalam menampilkan dramanya ke khalayak umum.
     
             

Selasa, 14 Mei 2013

Latah Menghinggapi Kaum Wanita

LATAH SERING MENGHINGGAPI KAUM HAWA
Diki Sumarna 0902329
Dik 7A-Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Abstrak
Berbicara merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi dengan sesame manusia. Berbicara adalah kemampuan manusia yang sehat untuk melisankan kata-kata dalam kegiatan berkomunikasi. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan baik fisik maupun materi. Kekurangan itu janganlah dijadikan sebagai kendala yang sangat riskan. Sesungguhnya, setiap kendala itu pasti memiliki jalan atau cara yang dapat memecahkan kendala yang dihadapi. Bertutur kata yang lancar merupakan hal yang didambakan bagi sebagian orang yang memiliki daya tutur lemah. Kelemahan tersebut mungkin bisa disebabkan oleh faktor keturunan ataupun faktor kebiasaan. Ketika seseorang mengalami kesulitan dalam berbicara, maka seseorang tersebut akan merasa terbebani dan atau terbiasa dengan keadaan seperti itu.
Kata Kunci : latah, penyebab latah. macam-macam latah, psikogenik
Pengertian Latah
Penyakit ini biasanya timbul sebagai reaksi keterkejutan seseorang. Ketika seseorang latah, maka ia melakukannya secara otomatis dan tidak mampu mengontrolnya. Bahkan, tidak sedikit orang yang latah dengan mengucapkan kata-kata kasar dan jorok. Semakin hari, semakin banyak orang yang mengalami latah, sehingga banyak yang mengatakan bahwa latah bisa menular. Perilaku latah seringkali menjadi bahan tertawaan dan olok-olok orang lain karena dianggap lucu, dan sering pula membuat orang-orang di sekitarnya merasa terganggu.
Kondisi dimana seseorang menderita sakit saraf dengan suka meniru-niru perbuatan atau ucapan orang lain. Berkelakuan seperti orang gila, misalnya; karena kehilangan orang yang dicintai Meniru-niru sikap, perbuatan, atau kebiasaan orang atau bangsa lain Mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh. Latah adalah ucapan atau perbuatan yang terungkap secara tak terkendali setelah terjadinya reaksi kaget. Latah adalah ucapan atau perbuatan yang terungkap atau tidak terkendali, pascareaksi kaget (starled reaction). Saat latah muncul yang berkuasa alam bawah sadar (subconcious).
Penyebab Latah
Penyebab utama latah adalah kecemasan atau tertekan gara-gara stres. Ada beberapa teori yang menyebabkan timbulnya gangguan latah, yaitu :
Teori Pemberontakan.
 Dalam kondisi latah, seseorang bisa mengucapkan hal-hal yang dilarang tanpa merasa bersalah. Gejala ini semacam gangguan tingkah laku. Lebih kearah obsesif karena ada dorongan yang tidak terkendali untuk mengatakan atau melakukan sesuatu.
Teori Kecemasan.
Gejala latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap sesuatu tanpa ia sadari. Rata-rata, dalam kehidupan pengidap latah selalu terdapat tokoh otoriter, entah ayah atau ibu. Bisa jadi, latah merupakan jalan pemberontakannya terhadap dominan orang tua yang sangat menekan. Walau demikian tokoh otoriter tidak harus berasal dari lingkungan keluarga.
Teori Pengkondisian.
Inilah yang disebut latah gara-gara ketularan. Seseorang mengidap latah karena dikondisikan oleh lingkungannya, misalnya gara-gara latah, seseorang merasa diperhatikan dan diperhatikan oleh lingkungan. Dengan begitu, latah juga merupakan upaya mencari perhatian. Latah semacam ini disebut "latah gaul".
Macam – Macam Latah
  • Ekolalia : mengulangi perkataan orang lain
  • Ekopraksia : meniru gerakan orang lain
  • Koprolalia : mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu/kotor
  • Automatic obedience : melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut, misalnya; ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah seperti "sujud" atau "peluk", ia akan segera melakukan perintah itu.
Bahaya Latah
Latah sangat menyiksa jika mengobservasi penderitanya. Mereka kelihatan sangat terganggu dengan segala tingkah lakunya yang repetitif baik dari segi verbal maupun motorik. Bahaya lainnya adalah :
  1. Mengekang Kreatifitas. Karena kita sudah terbiasa untuk meniru orang lain, berbuat seperti orang lain bertingkah laku. akhirnya kita kehilangan daya untuk "mencipta" hal-hal yang baru, yang lebih segar dan kita akan mapan dengan kejumudan. "be a leader dont be a follower"
  2. Mengikis keberagaman. Jangan harap menemukan hal-hal "baru" jika budaya ini terlanjur menjadi akut. semua orang akan memilih untuk seragam ketimbang bersusah payah membuat hal yang sama sekali lain. Bisa-bisa slogan kita akan berubah dari "walaupun berbeda namun tetap satu jua" menjadi "walaupun satu asalkan berbeda-beda". Baik Buruknya Tergantung Peniruan Menurut Evi Elviati, Psi., psikolog dari Essa Consulting Group, baik buruknya anak bersikap latah terhadap sang teman tergantung apa yang ditirunya. Jika sifatnya negatif, maka orang tua harus segera menghentikan dengan memberinya penjelasan kepada anak. Sebaliknya, jika yang dicontoh adalah hal-hal positif, maka orang tua justru harus memberikan dukungan agar anak terus melakukan hal itu.
  3. Latah adalah tingkah laku yang bisa dipelajari sehingga dapat menyebar ke orang-orang disekitarnya.
  4. Membuat komunikasi dan tingkah laku kelihatan kurang etis jika menderita latah.
  5. Jika terjadi pada anak, akan menjadi ajang cemoohan bagi teman-temannya, sehingga anak akan menarik diri dari pergaulan sosialnya atau minder.
Ada beberapa fenomena menarik dari penyakit latah yakni penderitanya umumnya berada pada level usia dewasa awal (sekitar 18 tahun ke atas) dan juga mayoritas penderitanya adalah kaum perempuan. Mengapa demikian dan benarkah latah hanya menyerang perempuan?
Secara umum, di usia dewasa awal, orang sudah mulai mengembangkan diri, mulai mengenal banyak orang, serta membangun dan mengembangkan pergaulan atau "network". Proses awal mengenal, memasuki dan mengadaptasikan diri dengan lingkungan (khususnya lingkungan baru) sering kali membuat seseorang merasa bingung, harus bersikap bagaimana dan berkata apa. Kondisi ini bisa menjadi tekanan yang berulang, sehingga muncullah perilaku latah. Hal seperti ini sama halnya dialami oleh orang yang gagap ketika ia merasa gugup.
Dalam kehidupan sosial, kaum perempuan memang lebih banyak mengalami latah. Kalaupun ada laki-laki yang mengalami latah, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan perempuan. Umumnya, laki-laki yang mengalami latah juga memiliki kecenderungan bersikap agak feminim atau agak kewanita-wanitaan. Mengapa demikian?
Berdasarkan tinjauan psikologis, kaum perempuan lebih bersifat "drama queen" dan sensitif terhadap hal atau keadaan yang menyentuh perasaannya. Salah satu tanda yang berhubungan dengan kelatahan perempuan ialah kaum perempuan lebih senang dirinya menjadi pusat perhatian, sehingga kadangkala perempuan bertindak jauh di luar nalar logisnya, mau melakukan apapun untuk bisa diterima oleh lingkungannya. Tidak jarang mereka sengaja atau ikut-ikutan latah agar diterima dan diakui oleh komunitasnya.
Di sisi lain, faktor tersebut juga menunjukkan tanda lainnya, seperti melebih-lebihkan sesuatu atau mendramatisasi keadaan. Hal ini disebabkan oleh faktor lebih menonjolnya sisi emosionalitas kaum perempuan, sehingga kadangkala permasalahan yang tidak begitu berat disikapi dengan cara yang berlebihan. Perilaku yang berlebihan ini, jika terus berkembang dalam diri seseorang, maka lama kelamaan ia bisa menjadi faktor pemicu munculnya gangguan kepribadian histrionic bahkan bisa sampai terkena gangguan kejiwaan skizoferenia, meskipun tidak semua penderitanya menjadi terkena skizoferenia.
Berbeda dengan kaum pria. Mereka jarang yang mengalami gangguan kepribadian tersebut, karena para pria lebih cuek daripada wanita. Pria juga lebih menggunakan pikiran rasional dibandingkan emosional. Kebanyakan pria akan mencari sisi logis dari segala permasalahan. Jika sisi logika sudah digunakan maka sudah keluar dari alam bawah sadar, sehingga tidak ada hal yang di repressed lagi. Karena itu, gejala umum yang terjadi, kaum pria jarang terkena latah, kecuali pria yang sering bergaya agak kewanita-wanitaan.
Penyebab utama latah erat kaitannya dengan kondisi ketenangan seseorang dalam menghadapi lingkungan sekitarnya. Rasa cemas yang tinggi atau kekhawatiran berlebihan yang dialami seseorang. Kecemasan akan sesuatu akan mempengaruhi pikiran seseorang, sehingga pikirannya terfokus kepada hal yang dicemaskannya. Kondisi ini menyebabkan sense of body control seseorang berkurang. Karena itu, bila seseorang itu terkena stimulus (yang mengagetkannya) sedikit saja, maka ia akan menjadi latah. Beberapa psikolog menyatakan bahwa latah juga bisa disebabkan oleh adanya keinginan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi, sehingga terpendam di alam bawah sadar. Hal ini biasanya berlanjut menjadi mimpi atau mengigau.